Batam  

Industri Bertumbuh, Lingkungan Terjaga: Komitmen PT Esun di Batam

PT Esun

DALAM peta industri Indonesia, Batam menempati posisi strategis: jembatan ekonomi antara Asia Tenggara dan dunia. Di kawasan perdagangan bebas ini, berdiri perusahaan yang menjadi simbol investasi berkelanjutan sekaligus penggerak tenaga kerja lokal. PT Esun, namanya.

Sejak berdiri pada 2017, Esun menjadi salah satu industri padat karya yang tumbuh di bawah regulasi Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (FTZ) Batam. Dengan izin resmi dari BP Batam yang diperbarui pada 2021, perusahaan ini menjadikan kepatuhan terhadap hukum dan tata kelola industri sebagai fondasi utama.

“Kepatuhan bukan beban, tapi dasar kepercayaan. Semua aktivitas kami berlangsung sesuai izin BP Batam. Kami bekerja dengan keterbukaan dan integritas,” ujar Ardian, Manajer Senior PT Esun.

Menanamkan Nilai Keberlanjutan

Beroperasi di sektor industri pengolahan ekspor, PT Esun mengimpor bahan baku dari luar negeri untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi sebelum kembali diekspor. Seluruh proses dilakukan dengan standar lingkungan yang ketat, memastikan tidak ada limbah industri yang mencemari wilayah Indonesia.

BACA JUGA:  Kamaludin Dilantik Menjadi Ketua DPRD Batam, PDI-P Belum Tentukan Wakil Ketua II

Perusahaan secara rutin melaksanakan UKL-UPL (Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan), melakukan uji kualitas udara dan air setiap enam bulan, serta menyerahkan laporan ke instansi terkait.

Komitmen ini mencerminkan kesadaran Esun terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) yang kini menjadi tolok ukur global industri hijau.

“Kami percaya, masa depan industri ditentukan oleh seberapa bertanggung jawab kita terhadap bumi. Produktivitas dan keberlanjutan harus berjalan seiring,” tambah Ardian lagi.

Memberdayakan 2.000 Tenaga Kerja

Lebih dari 2.000 tenaga kerja kini menjadi bagian dari keluarga besar Esun. Jika dihitung dengan keluarganya, sekitar 6.000 jiwa menggantungkan kehidupan pada keberlangsungan perusahaan ini.

Selain menggeliatkan ekonomi lokal, Esun juga berperan aktif dalam menjaga kesejahteraan pekerja melalui sistem upah layak, jaminan sosial, dan kesempatan pengembangan diri.

Setiap tahun, perusahaan menyalurkan Rp98 miliar untuk gaji, Rp14 miliar pajak, Rp30 miliar partisipasi BPJS, dan mencatat investasi akumulatif senilai Rp50 miliarsejak berdiri.

BACA JUGA:  Pemko Batam Perbarui Data Kependudukan, Warga Diminta Kumpulkan Kartu Keluarga

“Dari operator kini saya bisa membiayai kuliah anak. Perusahaan memberi ruang tumbuh bagi kami,” tutur Dedi, salah seorang karyawan.

Kebijakan humanistik itu menjadi bagian dari strategi Esun membangun loyalitas dan produktivitas karyawan. Bagi perusahaan, keberlanjutan bisnis tak mungkin tercapai tanpa kesejahteraan pekerja.

Menjawab Ujian dengan Dialog

Akhir September lalu, Esun menghadapi ujian. Impor bahan baku perusahaan sempat dihentikan sementara dalam rangka pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Alih-alih defensif, manajemen memilih pendekatan kolaboratif — membuka pintu komunikasi, menyampaikan data, dan bersedia menjalani proses pembinaan.

“Kami siap memperbaiki setiap kekurangan teknis, karena kami percaya pembinaan lebih produktif daripada sanksi. Yang penting, jangan sampai niat baik dan investasi sehat terhenti karena salah persepsi,” tegas Ardian.

Sikap itu mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, yang menilai Esun sebagai model investasi yang patuh dan transparan.

BACA JUGA:  Prakiraan Cuaca BMKG: Batam Hari Ini Berawan dengan Angin Tenggara dan Selatan

“Pendekatan dialog adalah kunci menjaga kepercayaan investor. Esun telah menunjukkan komitmen kuat untuk tumbuh bersama regulasi,” kata Ketua Apindo Batam.

Membangun Kepercayaan Global

Bagi PT Esun, keberlanjutan bukan hanya tentang menjaga pabrik tetap beroperasi, tapi tentang menjaga kepercayaan — kepada pemerintah, masyarakat, dan mitra global.

Dari Batam, perusahaan ini menunjukkan bahwa investasi yang bertanggung jawab bisa tumbuh tanpa mengorbankan lingkungan atau kesejahteraan.

“Investasi adalah soal kepercayaan. Dan kami bekerja setiap hari untuk menjaga kepercayaan itu,” tutup Ardian.

Kini, ketika dunia menatap industri hijau sebagai masa depan ekonomi global, PT Esunberdiri sebagai contoh bahwa Indonesia memiliki perusahaan-perusahaan yang siap bersaing, taat regulasi, dan berkomitmen pada keberlanjutan.

Dari Batam, Esun melangkah mantap — menjaga investasi, memberdayakan manusia, dan menumbuhkan harapan. (ora/adv)