Batam  

Landmark ‘Welcome to Batam’ Terancam Kehilangan Daya Tarik, Wisatawan Kecewa

Landmark 'Welcome to Batam' Terancam Kehilangan Daya Tarik, Wisatawan Kecewa
Landmark Kota Batam terancam hilang di Bukit Clara (ilustrasi)

BATAM – Landmark ‘Welcome to Batam’ (WTB) yang selama ini menjadi ikon Kota Batam di Bukit Clara, Kelurahan Teluk Tering, kini menghadapi ancaman serius terhadap daya tariknya.

Pembangunan ruko di sekitarnya telah menutupi pemandangan landmark ikonik ini, memicu kekecewaan di kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Saya ke Batam memang ingin berfoto di tulisan ini. Tapi sekarang pemandangannya tidak sebagus dulu. Ada bangunan ruko yang membuat foto jadi tidak menarik,” ujar Noh, seorang wisatawan asal Malaysia, Sabtu (14/12/2024).

Dibangun pada tahun 2010 dengan anggaran APBD Kota Batam sebesar Rp 472 juta, tulisan WTB setinggi 10 meter ini pernah menjadi simbol kebanggaan dan daya tarik utama wisatawan. Namun, perkembangan kawasan sekitar, khususnya pembangunan ruko setinggi tiga lantai (yang direncanakan mencapai lima lantai), mengurangi estetika landmark tersebut.

Ketua Asosiasi Pariwisata Bahari Indonesia (Aspabri) Provinsi Kepri, Surya Wijaya, menyatakan bahwa WTB kini mulai dicoret dari daftar tujuan wisata oleh agen perjalanan.

“WTB sebelumnya menjadi destinasi utama sebelum wisatawan melanjutkan perjalanan ke Jembatan Barelang. Sekarang, karena pemandangannya terganggu, mereka lebih memilih destinasi lain,” ungkap Surya pada Jumat (27/12/2024).

Penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan WTB juga berdampak besar pada pelaku UMKM di sekitarnya. Ratusan pedagang yang sebelumnya menggantungkan hidup pada keramaian di sekitar landmark ini kini harus menghadapi penurunan omzet yang signifikan.

“Kami berharap pemerintah dan pengembang segera mencari solusi konkret agar ikon ini bisa kembali seperti semula,” harap Surya.

Buralimar, seorang pemerhati pariwisata, menegaskan bahwa Bukit Clara tidak hanya penting karena ikon WTB, tetapi juga sebagai situs sejarah yang memiliki patok peninggalan zaman Belanda.

“Pelestarian Bukit Clara adalah tanggung jawab bersama. Ini bukan hanya soal tulisan, tetapi juga bagian dari identitas dan sejarah kota,” tegasnya.

Tanggapan Wali Kota Batam Terpilih

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, Ardiwinata, menyatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mencari solusi terbaik.

“WTB adalah simbol yang berkontribusi besar terhadap sektor pariwisata dan UMKM. Kami berkomitmen untuk mempertahankannya sebagai daya tarik utama wisata Batam,” ungkap Ardi.

Sementara itu, Wali Kota Batam terpilih, Amsakar Achmad, menyatakan akan mengevaluasi masalah ini setelah pelantikannya pada Februari 2024.

“Kami akan mengevaluasi ini bersama tim setelah pelantikan,” ujarnya.

Para wisatawan dan pelaku usaha berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menyelamatkan ikon Landmark Welcome to Batam. Jika tidak, landmark ini dikhawatirkan akan kehilangan pesonanya dan tergeser dari peta pariwisata Batam, menyisakan kenangan hanya dalam foto-foto lama. (r)

Exit mobile version